Rabu, 27 April 2011

PROPOSAL USAHA WARUNG BAKSO

Selamat Datang di Blog Saya Echoe Ghazy Silah kan Pilih Daftar Bacaan Saya Semoga Bermanfaat "Crateb By : "Echoe Ghazy"


PROPOSAL
USAHA WARUNG BAKSO MANTAP










Disusun Oleh :
Ehoe_Ghazy
SMK MUHAMMADIYAH 5 KISARAN
2010 / 2011






KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT kerena atas rahmat dan hidayah-nya saya dapat menyusun PROPOSAL USAHA WARUNG BAKSO MANTAP ini dengan lancar dan tepat pada waktunya, Untuk selanjutnya dalam pembuatan proposal ini tidak luput dari bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada :
1.Orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada saya
2.Terima kasih kepada bapak dan ibu guru yang telah membimbing saya
3.Masyarakat sekitar yang telah memberikan dukungan
Proposal ini saya susun sebagai bahan pertimbangan pengajuan usulan usaha yang saya laksanakan berdasarkan peluang yang ada di wilayah saya sesuai dengan pengamatan sekitar yang telah saya laksanakan.
Meskipun proposal ini telah saya tulis dengan hati-hati namun saya yakin proposal ini masih jauh dari semprna. Oleh karena nya guna menyempurnakan pelaksanaan kegiatan nantinya.













1.PENDAHULUAN
Di era global sekarang ini keadaan ekonomi di Indonesia memang sangat memprihatinkan sejak krisis ekonomi yang melnda bangsa Indonesia membuat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan pengangguran.Banyak kejehatan yang terjadi dimana mana terlebih lebih di kota kota besar seperti Jakarta.banyak para pengusaha yang bangkrut kemudia gulung tikar.Banyak para remaja yang putus sekolah dan menjadi pengangguran.Sebagai warga Negara kreatif kita tidak boleh putus asaataupun pantang menyerah pada keadaan sekarang ini yang serba sulit kita harus berusaha,kreatif,inovatif dan berani mengambil suatu keputusanserta resiko untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.kita tidak harus bergantung pada orang lain.Untuk mendapatkan suatu pekerjaan kita harus berusaha semaksimal mungkin.Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan berwira usaha.Dengan kita berwira usaha kita bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung kita sudah membantu banyak orang.

2. LATAR BELAKANG
Usaha ini berawal dari kecintaan saya terhadap makna bakso.Setiap saya makan bakso rasanya cumc itu itu saja kemudian saya berinsiatif untuk membuka warung bakso yang berbeda dengan warung warung bakso lainnya.Setelah saya amati usahanini belum banyak dan jarang di temui di lingkungan rumah saya.Dari informasi-informasi yang saya peroleh dan menurut pandangan saya usaha ini akan mencapai kesikseasan dan maju.Dalam mendirikan usaha ini saya juga meringankan biaya-biaya yangakan saya butuhkan dan dalam usaha ini saya belum membuthkan tenaga kerja karyawan.Untuk dapat mengatasi segala rintangan yang kami hadapi.Dalam menjalankan usaha ini membuthukan kemantapan dan keuletan dalam menjalankanya.Saya juga akan bersungguh-sungguh dalam mengelola warung ini sebaik mungkinBegitu besarnya biaya usaha yang dibutuhkan,saya tidak akan main-main dalam usaha ini.







3 .PROSPEK USAHA
Usaha mendrikan warung bakso ini diperlukan dana kira-kira Rp.2.000.000 untuk keperluan membeli peralatan-peralatan yang diperlukan seperti:meja,kompor,tikar,peralatan makan dll.Dari tersebut kami sudah mempunyai sebagian besar oleh karena itu diperkirakan uang sebanyak Rp.2.000.000
Adapun biaya yang kami keluarkan adalah sebagai berikut:
~ Modal tetap :
1.meja panjang 3 buah+tikar Rp 250.000,00
2.alat dapur+makan Rp 300.000,00
3.kompor Rp 80.000,00
4.sewa tempat 1 th Rp 1.200.000,00 +
Jumlah Rp. 1.830.000,00

~ Modal lancar perhari :
1.daging sapi Rp 40.000,00
2.mie Rp 10.000,00
3.bumbu-bumbu+sayuran Rp 20.000,00
4.tepung Rp 5.000,00
5.pangsit+tahu Rp 10.000,00
6.saos,kecap+sambal Rp 10.000,00
7bahan minuman Rp 20.000,00 +
Jumlah Rp 115.000,00 +
Total modal Rp. 1.945.000,00



~ Perolehan tiap hari :
Dalam usaha ini saya magajak kakak dan orang tua saya untuk membantu mendirikan warung bakso serta hal-hal yang perlu disiapkan untuk melayani pembeli dengan baik.Kami juga menyediakan menu makanan yang lain seperti:
> Bakso Bakar
> Sate Bakso
> Bakso Ikan
Sarta menyediakan aneka minuman seperti:
> Es Jeruk > Es sumsum
> Es Teh > Es Buah
> Es Kopyor > Dan Cemilan
> Es Soda

4. ESTIMASI KEUNTUNGAN

1.Jumlah rata-rata pembelian perhari adalah 15 konsumen
2.Nilai jual rata-rata 1 hari = Rp 5.000
Rp 5.000 x167 = Rp. 85.000
Rp 4.500 x17 = Rp. 76.000 +
Pendapatan kotor Rp. 161.000
Pendapatan perbulan Rp 161.000 x 30 = Rp 4.830.000
Biaya perbulan Rp 115.000 x 30 = Rp 3.450.000
Pendapatan Rp. 4.830.000
Biaya Rp. 3.450.000 -
Pendapatan bersih Rp1.380.000
Perhitungan balik modal
Total modal = Rp 1.945.000 = 1,4 tahun
Laba bersih Rp1.380.000

5.FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENGDUKUNG

Setip usaha yang dijalankan setiap waktu pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses seperti halnya usaha ini ada beberapa faktor yang menurut saya sangat mendukung serta menghambat dalam menjalankannya serta mangembangkan usaha ini.Di bawah ini adalah faktor-faktor yang pendukung dan penghambat :
Faktor-faktor yang mendukung itu antara lain :
1.Lokasi ini yang mudah dicari dan Strategis
2.Usaha ini masih langka /jarang dilokasi lingkungan rumah saya ,sehingga pesaingnya masih jarang dan dengan mudah untuk mendapatkan pelanggan yang banyak.
3.harganya tidak begitu mahal dikalangan masyrakat menengah kebawah
4.Dilingkungan rumah saya banyak warga yan sibuk bekerja sehingga tidak sempat untuk memesak kemungkinan besar mereka akan jajan.
* Selam faktoryang mendukung seperti yang disebutkan diatas ada juga faktor yang menghambat:
* Faktor-faktor tersebut adalah :
1.Keterbatasan dana yang kami miliki dalam membagi dana belanja.
2.Kenaiakn harga bahan baku yang tidak stabil harganya.
3.Kadang ada bakso yang tidak laku terjual akan membuat usaha kami menjadi merugi.
4.Kadang sulit untuk mendapatkan daging sapi yang segar dan berkualitas baik.
Solusi agar dapat memecahkan masalah dalam factor penghambat dalam usaha yang akan kami dirikan:
1.Dengan keterbatasan dana belanja kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan uang
2.Karena kenaiakn bahan baku yang tidak stabil pada saat harganya murah kita akan membeli barang yang lebih banyak.
3.Untuk mengatasi bakso yang masih sisa kita akan membuatnya menjadi kripik bakso.
4.Dalam mengatasi kesulitan mencari daging kita akan berlanggan dengan pemasok daging yang berkualitas.

6. ATISIPASI MASA DEPAN
Sebagai seorang wirausahawan saya akan menekuni usaha ini dan saya berinsiatif untuk membuat aneka bakso misalnya bakso kurcaci,Bakso gelas ,mie bakso dll.Kami akan berusaha untuk memajukan dan mengembangkan usaha ini dan menurut saya usaha warung bakso ini dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari.Kami dan tentunya usaha ini akan menjamin masa depan kami

7. KESIMPULAN
Menurut pandangan saya usaha ini akan berkembang dan mencapai kesuksesan.Meskipun zaman sekarang ini banyak warung makan yang mewah tetapi saya sangat optimis bahwa usaha ini akan berkembang dan memberi harapan yang sangat menjanjiakan.Saya akan berusaha dengan kemampuan yang saya miliki agar usaha ini dapat berjalan lancar untuk melaksanakan ussaha ini dengan tidak pantang menyerah dengan segala kendala dan rintangan yang mungkin terjadi setiap saat Saya juga berkeyakinan.Untuk mengatasi segala rintangan yang kami hadapi.Dalam menjalankan usaha ini membutuhkan kemantapan dan keuletan dalam menjalankannya.Saya juga akan bersungguh-sungguh dalam mengelola warung ini sebaik mungkin.Begitu besarnya biaya usaha yang dibutuhkan,saya tidak akan main-main dalam usaha ini.

WAWANCARA ADALAH

Selamat Datang di Blog Saya Echoe Ghazy Silah kan Pilih Daftar Bacaan Saya Semoga Bermanfaat "Crateb By : "Echoe Ghazy"


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Pengasih lagi maha penyanyang atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu. Yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian semester II.
Adapun dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis juga menemukan beberapa kesulitan baik itu dari segi sumber maupun narasumber untuk mendapatkan data. Walaupun begitu penulis sangat bersyukur akhirnya karya ilmiah ini dapat selesai tepat waktu yang berjudul WAWANCARA.
Kita semua pastinya pernah melakukan wawancara. Baik itu secara langsung maupun tidak langsung dan dalam situasi formal maupun internal. Yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang kita inginkan.
Penulis mengucapkan terima kasih atas perannya kepada semua pihak yang telah ikut serta berpartisipasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Orang tua saya, teman – teman dan guru pembimbing. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Kisaran, Maret 2011


Penulis















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wawancara adalah sebuah kegiatan untuk memperoleh sumber data dalam bentuk karya jawab antara narasumber dengan si pewawancara, kita sering melihat bahwa orang yang sering melakukan wawancara adalah seorang wartawan. Seorang wartawan dapat mnyuguhkan berita yang menarik dari wawancara yang dilakukannya.
Dan dari observasi yang telah dilakukan bahwa banyak sekali siswa di SMA DIPONEGORO tertarik dan ingin menjadi seorang infotaiment, wartawan yang berkecimpung dalam dunia journalistik.
Banyak sekali orang yang gagal dalam mencapai cita – citanya untuk menjadi seorang wartawan. Semua itu karena mereka terbentur dalam hal kecakapan, pelatihan, sarana dan prasarana yang kurang memadai dan kurangnya pengetahuan dalam dunia journalistik serta cara – cara dalam berwawancara. Oleh sebab itu untuk menjadi seorang journalistik harus menguasai kamampuan dasar dalam hal berwawancara.

1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimanakah pendeskripsian wawancara?
- Bagaimana etika yang baik dalam berwawancara?
- Apa saja yang termasuk jenis – jenis wawancara?
- Apakah tujuan dilakukannya wawancara?

1.3 Tujuan Penulisan
- Mendeskripsikan tentang wawancara
- Mendeskripsikan tujuan dan etika dalam berwawancara
- Menambah dan memperluas pengetahuan saya tentang bahasa indonesia
- Salah satu media latihan untuk menjadi seorang journalistik

1.4 Ruang Lingkup
Pengkajian yang dilakukan penulis dalam pembahasan KARYA ILMIAH ini yang bertopik tentang WAWANCARA. Keluasan dalam hal pembahasan topik ini memiliki batasan – batasan walaupun begitu penjabaran yang disajikan dalam hal pembahasan masalah – masalah yang muncul sudah cukup jelas dan akan mudah di pahami. Sehingga tidak akan memunculkan persepsi – persepsi yang salah tehadap karya ilmiah ini.




1.5 Landasan Teori
Wawancara adalah suatu kegiatan berbahasa lisan dalam bentuk tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber yang disertai oleh etika yang baik. Serta mempunyai batasan – batasan sehingga tercipta kenyamanan antara pewawancara dengan narasumber. Dan tercapainya tujuan dari dilakukannya wawancara tersebut.

1.6 Hipotesis
- Wawancara sering dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dari narasumber
- Wawancara dilakukan dalam 2 konteks yang berbeda yaitu situasi formal maupun informal

1.7 Sumber Data
Data yang diperoleh untuk menyusun karya ilmiah ini bersumber dari
- internet
- buku – buku panduan
- penelitian
- mempraktekkan secara langsung

1.8 Metode Dan Tehnik
Metode yang telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini adalah :
- metode wawancara
- tehnik penelitian
- menelaah secara langsung













BAB II
DEFENISI

Wawancara merupakan bentuk pengajian informasi berupa tanya jawab. Selain itu, wawancara juga merupakan salah satu tehnik mengumpulkan data bagi suatu tulisan ilmiah.
Dalam wawancara tersebut perlu dipersiapkan sejumlah pertanyaan untuk memperoleh informasi, memperhatikan kesatuan berbahasa, dan etika wawancara. Di samping itu juga harus diperhatikan dan mampu membedakan situasi dan konteks berwawancara, apakah situasinya formal ataupun tidak formal dan siapa orang yang diwawancarai.Teks wawancara dapat dirangkum dalam bentuk narasi dan disampaikan secara lisan.
A. Jenis – Jenis Wawancara
a) wawancara serta – merta
b) wawancara dengan petunjuk umum
c) wawancara dengan mengunakan seperangkat yang telah di bakukan
B. Tahap – Tahap Pelaksanaan Wawancara
a) tahap pembukaan
b) tahap inti
c) tahap akhir
C. Langkah – Langkah Untuk Melakukan Wawancara
a) menentukan topik
b) menentukan narasumber
c) menentukan daftar pertanyaan
d) mempersiapkan alat yang digunakan
e) membuat kesepakatan
f) melakukan wawancara
g) menyusun hasil laporan
h) mengakhiri kegiatan laporan
D. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Berwawancara
a) awali pertemuan dengan ucapan selamat
b) tanyakan apakan wawancara bisa dimulai
c) gunakan bahasa yang baik
d) perhatikan selalu narasumber
e) jangan memotong pembicaraan narasumber
f) jangan menyinggung perasaan, hindari pertanyaan yang bersifat menilai

E. Menulis Laporan Hasil Wawancara
Menulis dan menyusun hasil wawancara tidak berbeda dengan menulis feature atau berita. Unsur 5 W F I H tetap diperlukan lazamnya jarang sekali tulisan hasil berwawancara di tulis secara kronologis karena cara ini biasanya tidak menarik dan menonton. Usahakan menulis hasil wawancara dengan perimbangan yang cukup antara kalimat langsung dan tidak langsung.

Perhatikan contoh wawancara berikut :
Darmaningtyas, seorang pengamat pendidikan sedang diwawancarai. Perihal rencana penerapan sistem kredit ditingkat SMP dan SMA.
Pewawancara : “selamat pagi, terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk wawancara ini”.
Darmaningtyas : “oh, ya, saya senang bisa membantu, meski hanya menyumbangkan saran atau pendapat”.
Pewawancara : ”bisa kita mulai sekarang?”
Darmaningtyas : “silahkan”
Pewawancara : ”menurut anda, apakah sistem kredit semester ( SKS ) sesuai diterapkan ditingkat SMP dan SMA ”
Darmaningtyas : “sistem kredit semester ( SKS ) sama sekali tidak sesuai dengan perkembangan jiwa pelajar SMP dan SMA indonesia. Sistem ini pernah diterapkan ketika NUGROHO NOTOSUSANTO menjadi Mendikbud pada tahun 1983 – 1985 tetapi tidak berhasil. Oleh sebab itu kebijakan tersebut kemudian dihapuskan”.
Pewawancara : ”mengapa anda berpendapat sistem kredit tidak sesuai sesuai untuk pelajar SMP atau SMA?
Darmaningtyas : “SKS hanya bisa diterapkan di perguruan tinggi karena mahasiswanya sudah bisa belajar secara mandiri pelajar SMA apalagi SMP masih membutuhkan bimbingan dan perhatian khusus dari tenaga pengajar. Oleh sebab itu, sebaiknya perlu dikaji ulang rencana penerapan SKS tersebut untuk pelajar SMP dan SMA”.
Pewawancara : ”bukankah gagasan penerapan sistem kredit disekolah merupakan gagasan yang cukup bagus, menurut anda apakah kemungkinan dilaksanakannya tidak ada?”
Darmaningtyas : “ya bisa saja. Akan tetapai, sejauh ini masih tetap memerlukan kajian secara ilmiah dan mendalam untuk mengetahui kesiapan sekolah. Kondisi sekolah di negara ini bersifat heterogen sehingga keberhasilan penerapan sistem kredit di NTB tidak bisa dijadikan tolak ukur”.
Laporan hasil wawancara ditulis dengan mengikuti format sebagai berikut :
Laporan hasil wawancara
Hari / Tanggal : Senin, 9 Mei 2005
Waktu : Pukul 09.00 Wib s/d 10.00 Wib
Tempat : Kantor redaksi
Narasumber : Darmaningtyas, pengamat pendidikan
Pewawancara : Redaktur forum
Topik : Penerapan sistem kredit semester ( SKS ) di SMP dan SMA

Hasil Wawancara
Darmaningtyas ( narasumber ) sebagai seorang pengamat pendidikan berpendapat bahwa pola SKS sama sekali tidak sesuai dengan perkembangan jiwa pelajar SMP dan SMA di indonesia. Pada tahun 1983 – 1986 sistem kredit sebenarnya pernah diterapkan, tetapi tiadak membawa hasil sehingga dihapuskan. Oleh karena itu, penerapan SKS di tingkat SMP dan SMA hendaknya perlu dikaji ulang.
Sistem kredit semester hanya sesuai diterapkan di perguruan tinggi karena mahasiswanya sudah belajar secara mandiri. Pelajar SMA dan SMP masih membutuhkan bimbingan dan perhatian khusus dari tenaga pengajar. Sebaiknya pelajar tidak dibebani dengan kebijakan – kebijakan yang tidak jelas. Lebih baik menerapkan pola pendidikan yang telah ada.
F. Menyusun Rangkuman Hasil Wawancara
Setelah kamu mencatat pokok – poko isi wawancara buatlah rangkuman pokok – pokok isi wawancara tersebut dalam satu paragaraf dengan format berikut. Rangkuman harus membuat aspek – aspek penting wawancara, yaitu :
1. Siapa nama narasumber
2. Informasi ringkas tentang narasumber kaitan dengan topik wawancara
3. Pokok – pokok pendapat narasi terkait dengan pertanyaan wawancara

G. Menyampaikan Rangkuman Hasil Wawancara
Sajikanlah rangkuman hasil wawancara yang telah kamu tulis dihadapan teman – temanmu! Hal – hal yang harus kamu perhatikan dalam menyampaikan rangkuman hasil wawancara adalah sebagai berikut :
1. Sampaikan rangkuman tersebut dengan vokal yang jelas dan dengan intonasi yang tepat
2. Sampaikan dengan penuh percaya diri
3. Sampaikan Secara Lancar



KESIMPULAN

- Wawancara adalah suatu kegiatan berbahasa lisan dalam bentuk tanya jawab antara narasumber dengan pewawancara
- Wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan oleh si pewawancara
- Wawancara berlangsung dalam konteks yang berbeda



























DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
Endah Tri Priyatni, Titik Harsiati, Ary Anugrahany, Andry Irawati. 2008. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA : BUMI AKSARA.
Ramlan. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta. CV Karyo Siregar, Ashadi, dkk. 2005. Bagaiman meliput dan menulis berita untuk media massa. Yogyakarta : Kanisius.

PERBEDAAN PUISI LAMA DAN PUISI BARU

Selamat Datang di Blog Saya Echoe Ghazy Silah kan Pilih Daftar Bacaan Saya Semoga Bermanfaat "Crateb By : "Echoe Ghazy"


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulis karya ilmiah ini yang berjudul PUISI LAMA dan PUISI MODERN, yang membahas tentang segala aspek yang mencangkup puisi lama dan pusi modern.
Sejak zaman dahulu hingga sekarang puisi telah meramaikan blantika sastra indonesia. Dan termasuk salah satu karya sastra tertua di indonesia. Karenanya tak heran bila semua golongan masyarakat mencintai yang namanya puisi.
Bukan karena itu saja puisi di sukai masyarakat tetapi puisi memang mempunyai modal dan daya tarik tersendiri untuk menjadi primadona sastra indonesia. Unsur – usnur keindahan yang terkandung, serta bahasa dan penggunaan majas dan juga perumpamaan untuk mewakili perasaan penulis. Itulah yang membuat puisi begitu menarik dan sungguh membuatnya indah di mata masyarakat.
Penulis mengucapkan terima kasih atas perannya kepada semua pihak, orang tua saya, teman – teman dan guru yang membantu menelaah naskah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Kisaran, Maret 2011-03-11



Penulis













BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada karya ilmiah ini saya mengangkat topik tentang puisi. Yang mana puisi ini terbagi atas puisi lama dan pusi modren. Karena puisi itu sangat menarik untuk dibahas, di telaah dan dipahami. Dan pada topik ini tidak terdapat banyak kesulitan maupun kerumitan yang penulis temukan. Sehingga waktu yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini tidak begitu lama. Mengapa puisi sangat menarik untuk dibahas? Karena dengan puisi kita bisa mengungkapkan segala isi hati dan perasaan kita. Tanpa harus kita sampaikan secara lisan terhadap apa yang kita rasakan. Dan apabila dibaca kita akan merasa terhibur. Karena unsur – unsur kehidupan yang terkandung di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah
- Hal – hal apa sajakah yang membedakan antara puisi lama dan puisi modren?
- Apakah bahasa menjadi ciri khas yang membedakan antara puisi lama dan puisi modren?
- Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat antara puisi lama dan puisi modren?

1.3 Tujuan Penulisan
- Untuk mengikuti ujian semester II
- Menambah ilmu pengetahuan dalam berbahasa indonesia
- Untuk mengetahui ciri – ciri yang terkandung dalam puisi lama dan puisi modren
- Mendeskripsikan tingkat peminat puisi lama dan puisi modren
- Mendeskripsikan ciri – ciri puisi dan unsur – unsur puisi

1.4 Ruang Lingkup
Dalam karya ilmiah ini saya mengangkat topik tentang puisi lama dan puisi modren. Yang mana pembahasan masalahnya hanya terbatas pada pendeskripsian puisi lama dan puisi modren. Hal ini saya lakukan agar tidak terjadinya ketimpangan atau penyimpangan yang terlalu jauh dalam hal pembahasan. Sehingga pembahasannya menjadi lebh mudah dan dapat di mengerti dan dim pahami bagi para pembaca.




1.5 Landasan Teori
Menurut KBBI, puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan di tata secara cermat. Sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalamn dan meningkatkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusu. Dalam sejarah kesusastraan indonesia, puisi merupakan genre yang paling tua. Genre ini telah ditemukan dalam naskah – naskah melayu, seperti adat – adat raja melayu dan hikayat sri rama. Sebelumnya, puisi juga telah di temukan dalam epos mahabrata dan ramayana yang di bawa para pedagang india sekitar abad ke- 10.
Sejak saat itu puisi ( yang dahulu lebih dikenal pantun ) berkembang di nusantara dan biasanya di gunakan untuk menyampaikan amanat. Selanjutnya fungsi puisi meluas menjadi wadah mengapresiasikan pendapat / ide. Saat ini puisi kerap digunakan untuk media kritik / sosial yang menanti realitas kehidupan masyarakat indonesia.

1.6 Hipotesis
- puisi lama mulai tergeser kedudukannya oleh puisi modern
- puisi modern lebih banyak peminatnya dibanding puisi lama
- keindahan yang terkandung dalam puisi lama lebih tinggi di banding puisi modern

1.7 Sumber Data
Pada karya ilmiah ini data yang diperoleh penulis bersumber dari :
- Internet
- Buku – buku panduan
- Wawancara terhadap narasumber

1.8 Metode dan Tehnik
Metode penelitian yang penulis gunakan untuk membuat dan menyelesaikan karya ilmiah ini adalah :
- Metode penyebaran angket
Dalam metode ini penulis memberi hak angkat ke beberapa orang untuk mengetahui persentasi minat untuk puisi lama dan puisi modern.
- Metode wawancara
Metode ini penulis lakukan untuk mengambil pendapat dari orang – orang yang menurut penulis sebagai narasumber yang tepat untuk karya ilmiah ini.
- Metpde Penelaah
Metode ini penulis lakukan untuk mencari dan menelaah terhadap berbagai sumber buku untuk menemukan hal – hal yang berkaitan dengan topik karya ilmiah ini.



BAB II
PUISI LAMA DAN PUISI MODERN

A. Puisi Lama
Telah diketahui di atas bahwa puisi lama adalah karya sastra yang berkembang sebelum ada pengaruh dari kebudayaan luar dan sebelum angkatan 20-an atau balai pustaka.
Menulis puisi membutuhkan inspirasi – inspirasi atau ilham setiap orang berbeda – beda. Inspirasi dapat muncul ketika seseorang mengalami atau menyaksikan sebuah peristiwa. Oleh sebab itu, pengalaman anda mengenal keindahan kesenian di sekitar anda, dapat dijadikan inpirasi untuk menulis sebuah puisi.
Abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 14 ) menjelaskan bahwa puisi lama memiliki beberapa kaidah yang harus di ikuti sebagai berikut :
a- Jumlah baris / jumlah kalimat dalam setiap baitnya
b- Jumlah suku kata atau jumlah kata setiap baitnya
c- Adanya rima atau persamaan bunyi
d- Adanya irama
sedangkan ciri – ciri puisi lama adalah :
a- Anonim ( tidak ada nama pengarangnya )
b- Istana sentris / fantastis
c- Terikat jumlah baris / rima / irama
d- Merupakan kesusastraan lisan
e- Gaya bahasa statis ( tetap )
Menurut abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 60-70 ) puisi lama dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu : mantra, bidal, pantun, talibun, gurindam, seloka, syair, kit’ah, gazal, nazam, ruba’i, dan masnawi.
Berikut ini akan diberikan penjelasan singkat tentang bentuk – bentuk puisi tersebut
A. Mantra
Mantra merupakan puisi yang berisi puji – pujian terhadap sesuatu yang gaib atau di keramatkan. Umumnya mantra diucapkan secara lisan oleh pawang atau dukun ketika diadakan upacara keagamaan.




B. Bidal
Bidal digunakan masyarakat lama untuk mengungkapkan sesuatu. Bidal menggunakan bahasa kiasan dan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : pepatah, tainsil, kiasan, perumpamaan dan pemeo.
C. Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan ke empat adalah isi. Pantun bersajak ab – ab.

D. Talibun
Talibun juga merupakan pantun, tetapi jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat. Jumlah baris tiap baitnya selalu genap. Sampirannya tergantung pada jumlah baris tiap baitnya.

E. Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang tiap – tiap baitnya terdiri dari dua baris. Persajakannya a – a dan isi atau temannya adalah nasihat, hal – hal yang mendidik, dan masalah agama.

F. Seloka
Seloka merupakan pantun berbingkai. Perbedaannya dengan pantun adalah kalimat kedua dan ke empat pada bait pertama di ulang kembali menjadi kalimat pertama dan kalimat ketiga bait ke dua, begitu seterusnya.

G. Syair
Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Persajakan syair adalah aa – aa.

H. Kit’ah
Kit’ah adalah puisi arab yang berisi nasihat – nasihat.

I. Gazal
Gazal adalah puisi arab yang berisi cinta kasih.

J. Nazam
Nazam adalah puisi arab yang berisi cerita hamba sehaya, raja, sultan, pangeran, atau bangsawan istana.

K. Ruba’i
Ruba’i adalah puisi arab yang berisi hal – hal yang berkaitan dengan nasihat.


L. Masnawi
Masnawi adalah puisi arab yang berisi puji – pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.

Contoh Puisi Lama
Gurindam Dua Belas
Barang siapa mengenal allah
Suruh dan teganya tiada ia menjalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan tuhan yang bahari
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiada hartanya boleh berkat
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat dari padanya faedah
Hati itu kerajaan tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Apabila anak tidak di latih
Jika besar bapaknya letih
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendaklah jadi kepala
Buanglah perangai yang cela


Karya Raja ali Haji









B. Puisi Baru
Abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 80 – 93 ) menyebutkan bahwa puisi berbeda dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan persajakan yang terdapat dalam puisi lama berbeda dengan yang terdapat dalam puisi baru. Berdasarkan jumlah baris dalam kalimat pada setiap baitnya, puisi baru di bagi dalam beberapa bentuk yaitu :
A. Distikon
Distikon merupakan sajak yang terdiri dari 2 baris kalimat dalam setiap baitnya. Distikon bersajak a – a.

B. Tarzina
Tarzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari tiga buah kalimat. Tarzina bersajak a – a –a, a – a – b ; a – b – a ; a – b – b.

C. Kuatrin
Kuatrin adalah sajak empat seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari empat buah kalimat. Kuatrin bersajak ab/ab, aa – aa, ab/ab, atau aa/bb.

D. Kuint
Kuint adalah sajak yang terdiri dari lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Kuint bersajak a – a – a – a – a.

E. Sektet
Sektet adalah sajak atau puisi yang terdiri dari enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Persajakan dalam sektet tidak beraturan.

F. Septina
Septina adalah sajak yang setiap baitnya terdiri dari tujuh buak kalimat. Persajakan septina juga tidak berurutan.

G. Stanza
Stanza adalah delapan seuntai, yaitu setiap baitnya terdiri dari delapan buah kalimat. Stanza juga disebut oktava.
Berdasarkan isi yang terkandung, puisi baru dapat dibedakan sebagai berikut :
A. Ode
Ode adalah sajak yang isinya mengandung pujian kepada seseorang suatu bangsa, atau sesuatu yang dianggap mulian.


B. Himne
Himne adalah sajak pujian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Himne sering disebut sajak ketuhanan.

C.Elegi
Elegi adalah sajak yang berisi duka nestapa, sejak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang pedih dan menyayat hati.

D. Epigram
Eprigram adalah sajak yang berisi tentang ajaran – ajaran moral, nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas.

E. Satire
Satire adalah sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam (sinis) terhadap suatu ketidak adilan yang ada dalam masyarakat.

F. Romance
Romance adalah sajak yang berisih cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya antara sepasang kekasih, tetapi cinta kasih terhadap segala hal.

G. Balada
Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja.

ADAPUN CIRI – CIRI PUISI BARU ADALAH :
a. Pengarangnya diketahui
b. Tidak terikat jumlah baris / rima
c. Berkembang secara lisan dan tertulis
d. Gaya bahasa dinamis
e. Isi tentang kehidupan pada umumnya








Berikut ini sebuah contoh puisi baru yang berbentuk tarzina, karya OR. MANDANK
Bagaimana
Oleh Or. Manank
Kadang – kadang aku benci
Bahkan sampai akau mati
…….diriku sendiri

Seperti aku
Menjadi seteru
………diriku sendiri
Waktu itu
Aku…………….
Seperti orang lain dari diriku
Aku tak puas
Sebab akau menjadi buas
Menjadi buas dan panas

C. Unsur – Unsur Dalam Puisi Lama Dan Puisi Modern
Adapun tanggapan dalam karya sastra puisi lama dan puisi modern tidak lepas dari unsur pembentuknya. Yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur – Unsur Intrinsik
1. Tema yaitu, gagasan utama dalam puisi
2. Diksi yaitu, pilihan kata yang sesuai tema puisi
3. Rima yaitu, penguat puisi dalam bentuk pengulangan bunyi
4. Tipografi yaitu, pembeda puisi dengan karya sastra lain
5. Amanat yaitu, sesuatu yang ingin disampaikan penyair
6. Nada / Intonasi yaitu, bentuk ekspresi sikap penyair
7. Majas yaitu, ungkapan penyair melalui gaya bahasa

Unsur – Unsur Ekstrinsik
1. Nilai sosial
2. Nilai agama
3. Nilai budaya
4. Nilai ekonomi
5. Nilai kepahlawanan
6. Nilai moral

D. Langkah – Langkah Untuk Menganalisis Puisi Lama dan Puisi Modern Sebagai Berikut :
1. Membaca puisi secara keseluruhan
2. Memerhatikan penggunaan majas
3. Mencatat istilah – istilah asing atau konotasi bahasa di dalamnya
4. Memerhatikan nilai rasa yang dikembangkan penyairnya
5. Menentukan pola dasar analisisnya
6. Menyimpulkan hasil analisis
7. Mencatat hal – hal penting yang membedakan puisi lama dengan puisi modern
8. Menyimpulkan hasil analisis

E.Puisi Lama Dan Puisi Modern Ditengah – Tengah Remaja Masa Kini
Puisi adalah sebuah karya sastra yang sangat indah yang didalamnya terkandung unsur – unsur keindahan. Yang membuat sangat menarik dan diminati oleh semua kalangan masyarakat. Tua, remaja maupun anak – anak.
Dikalangan remaja puisi telah lama populer hingga zaman sekarang. Biasanya puisi yang populer adalah puisi yang bertemakan cinta dan kisah – kasih remaja. Semua itu sesuai dengan kondisi remaja yang masih labil yang baru merasakan indahnya jatuh cinta. Ataupun sakitnya kasih tak sampai.
Menurut penelitian yang telah dilakukan bahwa di zaman modern ini remaja lebih dominan cenderung menyukai puisi baru dibanding puisi lama. Menurut penyampaian mereka semua ini di karenakan puisi baru lebih bebas dan bahasanya yang mudah dipahami. Dibandingkan puisi lama yang masih terikat dan bahasanya juga kurang dapat dan susah di mengerti. Oleh remaja – remaja di zaman sekarang.















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
- Dapat di simpulkan bahwa puisi lama dan puisi modern berbeda di lihat dari segi dan banyaknya baris yang membentuk puisi tersebut.
- Puisi lama dan puisi baru terlahir di zaman yang berbeda.
- Ternyata unsur – unsur yang mengandung puisi lama dan puisi baru adalah sama.
- Membaca sajak atau puisi menjadi berkuatan menyampaikan pesan – pesan moral apa yang terjadi di masyarakat.




























DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
Tika Hatikah, Mulyanis, Kissumi Dwi Yaningsih. 2006. Membina Kopetensi Berbahasa Dan Besastra Indonesia. Jakarta : Grafindo.
Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok : Arya Putra Pradopo, Rachmat Djoko. 1985. Pengantar Puisi. Bagian I. Universitas Gajah Mada.
Supriatna. Agus.2006 Bahasa Indonesia. Jakarta : Grafindo.

Pidato Adalah

Selamat Datang di Blog Saya Echoe Ghazy Silah kan Pilih Daftar Bacaan Saya Semoga Bermanfaat "Crateb By : "Echoe Ghazy"


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alla SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karangan ilmiah ini tepat pada waktunya.
Karangan ilmiah ini membahas bagai mana cara – cara, dan tehnik – tehnik dalam berpidato agar pidato yang disampaikan menjadi menarik, tidak terdengar dan terlihat membosankan. Karya ilmiah ini juga menuntun, dan melatih bagaimana cara pembuatan teks pidato dengan baik dan benar.
Kami yakin apabila pembaca telah membaca karangan ini maka dia telah menambah satu kemampuan dalam dirinya yaitu membuat dan terampil dalam menyampaikan pidato di depan khalayak ramai.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca. saya juga mengucapkan terima kasih pada pihak – pihak yang terlibat dan membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.


Kisaran, Maret 2011


Penulis

















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tentunya kita semua pernah dan bahkan sering melihat dan mendengar pidato. Baik itu secara langsung saat ketika upacara disekolah setiap hari senin pagi. Ataupun dari radio, TV.
Selain itu kita juga pernah melakukannya baik itu secacra resmi ataupun hanya didepan kelas saat ada tugas dari guru mata pelajaran untuk membuat pidato.
Karena pidato bukanlah hal asing bagi kita semua dan bukan suatu topik yang sulit untuk di bahas. Bukankah itu adalah alasan yang tepat untuk di jadikan topik sebuah karangan kerja ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah
- Apa tujuan dari di lakukannya pidato?
- Benarkah pidato butuh persiapan?
- Haruskah berpidato dengan bahasa yang baku?

1.3 Tujuan Penulisan
- Agar terampil dalam berpidato
- Sebagai media latihan untuk berani berbicara didepan khalayak ramai
- Untuk menambah wawasan
- Memenuhi syarat untuk mengikuti ujian semester II

1.4 Ruang Lingkup
Berpidato bukanlah hal yang sulit. Bila seorang telah mengetahui trik – trik dalam berpidato. Dan cara – cara bagaimana berpidato secara menarik agar para pendengar tidak merasa bosan. Maka berpidato akan menjadi suatu hal yang menyenangkan. Dan bukanlah hal yang sulit.
Untuk menjadi sukses dalam berpidato haruslah butuh persiapan, juga sering mengadakan latihan. Agar bila suatu saat anda tiba – tiba di minta untuk berpidato sedangkan anda sama sekali belum ada persiapan maka anda tidak perlu khawatir lagi.

1.5 Landasan Teori
Dalam kehidupan sehari – hari berbagai kegiatan sosial membutuhkan sambutan – sambutan di perluas baik untuk acara resmi maupun acara tidak resmi. Yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan, ide, informasi, dan berita didepan khalayak ramai, baik itu dengan cara membujuk, menghibur dan menyenangkan para pendengar.
1.6 Hipotesis
- Pidato harus disesuaikan dengan tema acara
- Pidato harus mempunyai persiapan terlebih dahulu
- Pidato yang diselingi humor lebih menarik di bandingkan pidato resmi

1.7 Sumber Data
Data – data dalam pembuatan karya ilmiah ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
- Internet
- Buku – buku
- Majalah
- Wawancara

1.8 Metode dan tehnik
- Metode penelitian
- Analisis data penelitian
- Metode wawancara






















BAB II

A. Pidato
Pidato adalah salah satu cara untuk menyampaikan informasi,ite,atau gagasan di depan khalayak ramai. Dengan tujuan agar di dengar dan menjadi sebuah informasi, pemberitahuan orang orang yang mendengarnya.
Semua orang tentangnya pernah mendengar pidato baik itu secara langsung atau tidak langsung dan dalam acara formal maupun informal.
Pidato tidak saha dilakukan oleh orang orang yang memiliki jabatan, atau para pejabat, dan kepala. Kepala formal tertentu. Tetapi pidato dapat dilakukan oleh siapa saja.
Pidato harus benar benar di sesuaikan dengan tema acara, situasi, dan kondisi. Semua itu agar sejalan, selarasm serta, tidak membosankan bagi pendengar.
Berikut ini akan di bahas cara cara berpidato agar terasa menarik.

B. Trik terampu berpidato
Dalam berpidato seseorang harus terampai dan memiliki trik trik tertentu agar pidatonya terasa menarik, bermanfaat, bermultu dan tidak membosankan.
Dalan berpidato hal yang paling penting adalah rasa percaya diri, penguasaan panggung suasana, dan konsenterasi penuh. Semua itu sangat diperlukan untuk menghindari rasa gerogi yang fapat menimbulkan pikiran blenk, hingga konsentrasi menjadi bayar pada saat berpidato di depan umum menyampaikan sesuatu, menurut tujuannya ada 3 jenis pidato:
(1) Pidato untuk memberitahukan sesuatukepada pendengar.
(2) Pidato untung mengibbur / menyenangkan pendengar
(3) Pidato untuk mempengarui / membajak pendengar
Pada umumnya dalam berpidato pembicara ingin mencapai 2 atau tiga tujuan sekaligus. Untuk itu pembicaa harus menyiapkan sebaik – baiknya. Ada tujuh langkah yang perlu di persiapkan, yaitu :
a. Meneliti masalah meliputi :
1. Menentukan maksud pidato
2. Menganalisa pedengar dan situasi
3. Memilih dan menyiapkan topik
b. Menyusun uraian, meliputi :
4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka karangan
6. Menguraikan secara rinci
7. Berilah dengan suara nyaring

c. Mengadakan latihan
Ada beberapa cara untuk menarik perhatian pendengar :
1. Menguasai bahasa pidato
2. Bahan pidato harus menarik sesuai dengan situasi, kondisi
3. Memperhatikan penampilan lahirian dan penampilan kedalam Ilmu pengetahuan.
4. Mengusahakan agar pendengar kagum dan yakin akan kemampuan pembicara
5. Menggunakan Intonasi yang tidak monoton
6. Berpidato dengan penuh semangant dan di sisipi dengan humor
7. Menggunakan kalimat efektif dan menarik
8. Pandangan harus menyebar ke seluruh arah

Berikut ini adalah hal – hal yang di pandang kurang menguntungkan dalam Pidato:
1.Gerak – gerik kurang baik meliputi :
a. Selalu melihat langit – langit atau jendela
b. Selalu melihat catatan
c. Selalu menggerakan bagian badan tertentu
d. Merogoh – rogoh kantong
e. Menggaruk – garuk telinga
f. Memainkan pena atau pensil
g. Tidak memerhatikan pendengar
2.Penampilan kurang baik meliputi:
a. Berdiri dengan loyo atau kuyu
b. Berdiri dengan tidak seimbang
c. Berdiri dengan kaki sebelah
d. Berdiri dengan kaki selalu rapat
e. Berdiri dengan kaki terlalu terbuka
f. Berdiri dengan londong ke dalam atau terlalu membungkuk








C. Menulis Naskah pidato
Dalam kehidupan sehari – hari berbagai kegiatan sosial membutuhkan sambutan – sambutan di perluas baik untuk acara resmi maupun acara tidak resmi. Sambutan – sambutan tersebut harus mempunyai struktur yang harus di persiapkan terlebih dahulu.
Berikut hal – hal yang di lakukan untuk mempersiapkan diri sebelum menyusun naskah Pidato.
1. Menentukan tema
2. Mencari data – data dan isu yang paling aktual mengenai tema tersebut
3. Membuat kerangka pidato
4. Mengembangkan tema pidato
5. membacakan pidato degan intonasi tepat

Berikut struktur sambutan / pidato
1. Pendahuluan
2. Sapaan pada pendengar
3. Menentukan arah pembicaraan pada tema
4. Isi
a. Mengembangkan tema
b. Menyampaikan tema
5. Penutup
a. Kesimpulan sambutan / pidato
b. Ucapan terima kasih pada pendengar
c. Salam
Pidato terdiri atas beberapa cara.
Cara pertama yaitu : Metode ekstemporan. Metode ini direncanakan dengan membuat catatan – catatan penting yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu.
Metode naskah – metode ini biasanya di pakai dalam pidato – pidato resmi atau pidato – pidato radio. Metode ini sifatnya agak kaku karena pembicara seolah – olah berbicara sendiri. Mata selalu tertuju pada naskah sehingga ia tidak bebas menatap pendengarnya.
Metode menghafal. Penyajian lisan dengan metode ini bukan saja di rencanakan, tetapi di tulis secara lengkap, kemudian di hafalkan kata demi kata. Metode ini sering menjemukan dan tidak menarik. Ada kecenderungan cepat – cepat, dana mengeluarkan kata – kata tanpa menghayati maknanya.
Selanjutnya adalah metode impromptu ( serta – merta ). Metode ini penyajiannya berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali. Pembicara berbicara hanya berdasarkan kemahirannya dan pengetahuannya saja.
Dari ke – 4 Metode tersebut, yang di anggap paling baik adalah metode ekstemporan.
BAB III
KESIMPULAN

Peranan pidato, ceramah, dan penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang penting, bagi orang yang mahir berbicara, dengan mudah mereka dapat menguasai massa dan berhasil memasarkan gagasannya. Karena itu, seseorang sebagai calon pejabat, tokoh masyarakat, pemimpin suatu organisasi, atau ilmuwan, harus memiliki kemampuan berpidato.
Berpidato sangat perlu di pelajari. Karena seseorang yang sukses tentunya dia akan sering melakukan dan di mintai untuk berpidato sekalipun hanya mengenai perihal kesuksesannya.




























DAFTAR PUSTAKA


WWW. Google.COM
Deporter, Bobi, dan Mike Hernaki, 2000. Quantum Learning.
Bandung : kaita
Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa Departemen Pendidikan dan kebudayaan. 1991.
Endah Tri priyatni, Titik Itarsiati, Ary anugrahany, andri irawati.2008. BAHASA dan SASTRA INDONESIA : BUMI AKSARA.

KARYA SASTRA MELAYU KLASIK

Selamat Datang di Blog Saya Echoe Ghazy Semoga Daftar Bacaan Ini Bermanfat banyak Untuk anda !!!! "Crateb By : "Echoe Ghazy"



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas apa yang telah diberikannya kepada kita. Dan berkah yang sangat besar sehingga saya dapat membuat karya ilmiah ini sedemikian rupa.
Karya ilmiah yang telah tercipta ini dengan judul Karya Sastra Melayu Klasik yang disajikan dengan pembahasan singkat, padat, gampang dimengerti dan tentunya lebih menarik.
Sangat cocok untuk bahan bacaan adn sumber data bagi siswa dalam menambah ilmu pengetahuan serta menambah luasnya wawasan dalam bidang kesusastraan.
Jumlah halaman yang dapat di baca hanya dengan sekali duduk saya merupakan salah satu keunggulan dari karya ilmiah ini sehingga tidak menimbulkan kejemuan bagi si pembaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi salah satu informasi dalam bidang kesusastraan, kritik dan saran dari Bapak / Ibu guru dan teman-teman tetap saya harapkan guna perbaikan dan penyempurnaaan karya ilmiah ini untuk selanjutnya.





















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Karya sastra melayu klasik yang terlahir di zaman sebelum angkatan 20-an atau balai pustaka dan termasuk kedalam prosa lama ini mulai pudar pesonanya di makan oleh zaman. Dan mulai tergeser kedudukannya oleh karya sastra modern.
Ternyata waktu, bahasa, gaya hidup, perubahan zaman, masuknya pengaruh luar yang sedikit demi sedikit ikut merubah pola adat istiadat Indonesia termasuk faktor – faktor yang mempengaruhi tergesernya kedudukan karya sastra melayu klasik di zaman modern ini.
Tak hanya peminatnya saja yang telah berkurang tetapi para penciptannya atau senimannya juga sudah mulai berkurang. Sejalan dengan bergulirnya zaman.

1.2 Rumusan Masalah
- Benarkah unsur – unsur yang terdapat di karya sastra melayu klasik dengan karya sastra modern itu berbeda ?
- Bagaimanaka perbandingan tingkat peminat antara karya sastra melayu klasik dengan karya sastra moder ?

1.3 Tujuan Penulisan
- Mendeskripsikan karya sastra Melayu Klasik
- Untuk menambah pengetahuan Serta Wawasan mengenai karya Sastra Indonesia
- Agar mengetahui Ciri – ciri, dan unsur – unsur yang terkandung dalam karya sastra melayu klasik
- membandingkan karya sastra Melayu Klasik dengan karya sasra Modern

1.4 Ruang Lingkup
Karya sastra melayu klasik adalah sebuah topik yang memiliki cakupan pembahasan yang tidak terbatas dan penjabaran yang luas.
Tetapi didalam karya ilmiah ini penulisan hanya mendeskripsikan sebatas :
- Definisi karya sastra melayu
- Mendeskripsikan karakteristi sastra melayu klasik yang terbagi atas ciri – ciri dan sifat – sifat sastra melayu klasik.
- Unsur – ubsur yagn terkandung dalam karya sastra melayu klasik.


1.5 Landasan Teori
Karya sastra Melayu Klasik memiliki ciri khas yang berbeda dengan karya sasra Indonesia Modern. Pada awalnya, naskah – naskah itu ditulis untuk kepentingan raja, dinasti, dan kerajaan. Raja dianggap sebagai pusat kesakralan pergaulan hidup yang ”melindungi” masyarakat. Dan sastra melayu klasik terdapat nilai – nilai moral, budaya, nilai – nilai luhur yang lain, yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan.
Struktur cerita dalam karya sastra melayu klasik sama dengan prosa fiksi, meliputi : plot ( alur ), tokoh, latar (setting), tema, sudut pandang, dan bahasa yang digunakan pengarang.

1.6 Hipotesis
- karya sastra melayu klasik lebih mengutamkan nilai – nilai dan pesan moral.
- Unsur – unsur yang membangun karya sastra melayu klasik sama dengan novel.

1.7 Sumber Data
Data – data dalam pembuatan karya ilmiah ini berasal dari :
- Buku
- Majalah
- Internet
- Wawancara

1.8 Metode dan tehnik
- Metode tehnik
- Analisis data penelitian
- Metode observasi














BAB II
PEMBAHASAN

Karya Sastra Melayu Klasik
Karya sastra melayu klasik adalah prosa lama yang lahir sebelum angkatan Balai pustaka – yang ceritannya berisikan tentang kehidupan para raja beserta keluarga dan berlatar istana sentris. Krya sastra melayu klasik masih sangat kental mengandung nilai – nilai agama, moral, budaya dan nilai – nilai luhur lain yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan. Walaupun sebagian orang mengatakan membaca karya sastra melayu klasik itu sangat membosankan, tetapi bagi seseorang yang sangat cinta bidang kesusastraan maka karya sastra ini adalah termasuk salah satu karya sastra yang paling mudah dari segi bahasa dan paling unik dibanding karya sastra lainnya.
Salah satu jenis karya sastra melayu klasik adalah hikayat. Biasanya karya sastra ini ceritannya berakhir pemeran utama dianggkat menjadi raja atau orang yang dimuliakan.
A. Mengidentifikasi Karakteristik Sastra Melayu Klasik
Karya Sastra melayu klasik memiliki ciri khas yang berbeda dengan karya sastra lain. Ciri khas yang dimiliki tersebut dinamakan karakterisrik . jal itulah menjadi keunggunlan dan daya tarik tersendiri yang dimiliki prosa ini dibandingkan denagn karya sastra lainnya. Dan di antara yang membangun karakterisrik tersebut terdapat ciri – ciri dan sifat – sifat dari karya sastra melayu klasik.
Adapun ciri – ciri karya sastra melayu klasik
1. Isi ceritannya berkisar pada tokoh raja – raja dan keluarganya ( Istana Senris )
2. Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, atau disebut juga fantasis.
3. mempergunakan banyak kata arkais misalnya, hatta, syahdan, sahibul hikayat, menurut empuhnya cerita, konon dan tersebutlah perkataan.
4. Tema dominan dalam hikayat adalah petualangan, biasanya di akhir kisah, tokoh utamnya berhasil menjadi raja dan orang – orang yang dimuliakan.
5. Nama pengarang biasanya tidak disebutkan lanonim).
Selain ciri – ciri, hal yang ikut membangun karakteristik karya sastra melayu klask adalah sifat –sifat itu adalah :
1. Sastra lama bersifat komunal yakni milik bersama
2. pada umumnya sastra lama bersifat anonim yakni tidak diketahui nama pengarangnya.
3. Sastra lama bersifat kurang dinamis yakni gerak perubahannya sangat lamban jika dilihat dari sudut masyarakat sekarang, seolah – olah kelihatan statis.
4. Pada umumya sastra lama tidak kurang rasional karena kejadian – kejadian yang digambarkankurang masuk akal.
5. Pada Umumnya sastra lama bersifat istana sentas.
6. Pada umunya sastra lama bersifat didaktis yakni bersifat memberikan pengajaran / pendidikan kepada para pembaca, baik didaktif moral maupun didaktif religius.
7. Pada umumnya sastra lama bersifat seimbolis karena kebanyakan ceritannya disajikan dalam bentuk lambang.
8. Sastra lama bersifat tradisional yakni sifat mempertahankan kebiasaan atau adat untuk tetap berlaku sesuai dengan keadaan jamannya.
9. Sastra lama bersifat klasik imitatif yaitu sifat kebiasaan tiru meniru yang tetap saja turun temurun.
10. Sastra lama sebenarnya tidak menceritakan manusia tetap menceritakan sifat – sifat universal mausia misalnya sifat – sifat baik, jahat, cerdik bodoh, adil, alim, dan lain sebagainya.
B. Macam – macam Sastra Melayu Klasik
Sastra melayu identik dengan sastra lisan, katakan demikian karena sastra melayu adalah sastra hidup, dikatakan dari mulut kemulut. Sastra lisan ini terdiri atas 6 warna. Kiarya – karya sastra melayu tersebut mengandung ilai – nilai kehidupan sesuai dengan jenisnya.
Berikut dijelaskan satu persatu jenis karya sastra Melayu tersebut :
a. Mantra
Mantra adalah perkataan ( ucapan ) yang dapat mendatangkan daya ( kekuatan gaib ). Mantra dibuat dan diucapkan oleh seseorang yang disebut pawang.
b. Etiologi
Etiologi adalah cerita tentang asal usul nama benda, nama tempat, atau suatu keadaan atau suatu peristiwa. Cerita jenis ini timbulnya karena orag tua menghadapi pertanyan – perytanyaan anak kecil yang belum dapat berpikir secara logis.
c. Teka - teki
Teka – teki merupakan bahasa berkias, dimana ada sesuatu yang disembunyikan, yaitu isi dan maksudnya. Hal ini sesudai dengan bangsa melayu yang gencar menyatakan sesuatu secara tidak langsung.
d. Fabel
Fabel adalah cerita mengenai binatang yang dianggap sebagai manusia, dapat beripikir, berperasaan, berprilaku seperti manusia. Pada umunya fabel mengandung sindiran perilaku manusia atau mengandung unsur pendidikan moral.


e. Cerita Jenaka
Cerita jenaka adalah cerita yang mengandung unsur jenaka / humor.
g. Cerita Pelipur Lara ( CPL )
Cerita pelipur lara adalah cerita yang bermaksud menghibu orang – orang sedang sedih, terutama kaum ramaja yang sedang terkena asmara ( PL selalau berkaitan dengan hubungan muda – mudi, yaitu pemuda yang mencari pasangannya dengan mengalami berbagai rintangan tetapi selalu berakhir dengan kebahagiaan. Tukang cerita pelipur lara disebut Paruang.

C. Membaca Contoh Teks Ringkasan Cerita Sastra Melayu Klasik

Lebai Malang
Lebai malang bingung. Dalam saat yang sama, ia harus menghadiri dua undangan, Di kampung Hulu, Haji Abas mengawinkan putrinya, Di kampung Hilir, tersohor dengan gulai kambingnya dua – duannya berlangsung pada hari dan jam yan sama.
Lebai malang menimbang – nimbang. Kampung hulu terkenal dengan kare ayamnya. Kampung hilir terkenal tersohor dengan guali kambingnya. Dua – duannya kesukaan lebai malang.
Lebai malang mengatur siasat. Lebih baik saya berperahu kekampung hulu dulu. Setelah makan dengan kari ayam lalu saya akan pergi kekampung hilir. Disana menanti gulai kambing terbit air liurnya membayangkan hal itu.
Pukul 11. 00 lebai malang berangkat kepesta. Mula – mula ia menuju kampung hulu. Ditengah perjalanan ia teringat akan gulai kambing di kampung hilir. Diputarnya arah perahunya ke kampung hilir.
Di tengah – tengah perjalanan kekampung hilir, lebai malang membanyagkan kari ayam, ”jangan – jangan kari ayam itu habis bila saya terlambat, ” lebih baik saya ke kampung hulu terlebih dahulu : dputarnya pula arah perahunnya ke kampung hulu ”
Karena bimbang. Lebai malang terlambat, ia sampai ke kampung hulu pukul 15.00. pesta sudah berakhir kari ayam yang di idamkan sudah habis. Cepat – cepat ia pergi ke kampung hilir. Disana pun terlambat. Pesta telah usai. Hasrat menyantap gulai kambing pun tidak terlaksana.

D. Unsur – unsur Karya Sastra Melayu Klasik
Dilihat dari unsur – unsurnya, naskah sastra melayu klasik juga emiliki tema, tokoh, sudut pandang, alur amanat dan nilai – nilai, seperti halnya naskah sastra cerpen dan novel. Setelah anda membaca karya sastra melayu klasik tersebut, tentu kita dapat menemukan struktur atau unsur – unsur karya sastra melayu klasik. Struktur karya sastra melayu klasik hampir sama dengan karya sastra lainnya, seperti tema amanat, alur, tokoh, latar dan sudut pandang.
Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak pengarang dalam menyususn cerita. Sebelum menyususn cerita, pengarang haruslah menentukan temanya terlibih dahulu.
Amanat adalah pesan – pesan yang ingi disampaikan pengarang kepada para pembancanya.
Alur atau plot adalah struktur penceritaan yang didalamnya berisi rangkaian kejadian atau peristiwa yagn disusun berdasarkan hukum sebab akibat serta logis. Alur tersebut ada yang berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran.
Pertokohan adalah cara pengarang dalam melukiskan tokoh tokokh dalam cerita yagn diciptakannya.
Latar atau setting merupakan tempat, waktu dan keadaan terjadinya suatu peristiwa.
Sudut pandang atau point of view adalah bagaimana cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulisnya.
Sudut pandang ini terbagi menjadi dua, yaitu pola orang pertama adalah kata aku, saya, kami, pola orang pertama ini dapat terbagi menjadi tiga macam, yaitu pengarang sebagai tokoh utama, pengarang sebagai pengamat tidak langsung, dan pengarang sevagai pengamat langsung.

E. Perbedaan Novel Terjemahan
Dengan Karya Sastra Melayu Klasik

Novel terjemahan adalah karya sastra yang berasal dari luar negeri dan di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dipandang dari beberpa aspek novel terjemahan dengan sastra melayu klasik memiliki perbedaan – perbedaan. Diantaranya adalah dari segi ciri – ciri.
Adapun ciri – ciri novel adalah sebagai berikut
1. Terdiri atas jumlah halaman yang cukup banyak
2. Dibangun oelh unsur – unsur intrinsik dan ekstrinsik
3. Menjajikan permasalahan lebih terperinci dibidang hikayat
4. cerita lebih masuk akal
5. Pemeran orang biasa
6. Latar biasa dimana saja tidak terbatas
7. Jarng menggunakan kata Arkais


Dari ciri -ciri novel diatas sangat dapat kita lihat perbedaan antara novel terjemahan dengan sastra melayu klasik yang ciri- cirinya kita bahas sebelumnya. Selain dari segi ciri – ciri dari segi pesan – pesan yang disampaikan juga sangat berbeda. Sastra melayu klasik yang masih sangat kental terikat oleh moral, sosial budaya dan adat istiadat Indonesia kuno. Sangat berbeda dengan novel terjemahan yang memiliki sosial budaya dan adat – istiadat yang sesuai dengan negaranya masing – masing yagn bertolak belakang dengan adat – istiadat Indonesia.
Selain perbedaan novel terjemahan dengan sastra melayu
Klasik liga memiliki kesesamaan. Yaitu dari segi unsur – unsur yagn terkandung di dalmnya. Unsur intirinsik maupun unsur intirinsik.
Dari beberapa sumber yagn di dapatkan bahwa Novel terjemahan lebih banyak di sengangi masyarakat di banding kerja sastra melayu klasik.




























BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan – pembahasan yagn telah dilakukan dapat kita simpulkan bahwa karya sastra melayu klasik adalah termasuk prosa lama yagn masih sangat terikat dan mempunyai karakteristik tersendiri. Sastra melayu klasik masih sangat kental mengandung pesan moral. Nilai – nilai sosial budaya, dan adat – istiadat daerah.
Sastra melayu klasik sangat berbeda dengan novel terjemahan. Dilihat dari segi ciri – ciri maupun nilai – nilai yang terkandung didalamya. Walaupun di satu sisi memiliki kesamaan yagn dilihat dari segi unsur intirinsik dan ekstrinsik.
Dalam penyebarannya novel terjemahan masih lebih banyak disukai di masyarakat di banding sastra melayu.



























DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
Drs.Maward.006. STRATEGI TEPAT ANAK PINTAR. JAKARTA. GRAND STAR
Kosasih Engkos. 2006. Cerdas Berbahasa Indonesia, Jakarta. Erlanga.